DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………..……………..…… i
DAFTAR ISI …………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang …………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Defenisi penyakit …………………………………. 2
B.
Deskripsi Mikroorganisme Penyebab
Penyakit Hepatitis B dan Gambar Mikroorganisme ………………….. 2
C.
Gejala penyakit …………………………………... 3
D.
Cara penularan …………………………………… 3
E.
Pemeriksaan ……………………………………… 4
F. Peran
Bidan dalam Pencegahan Penyakit ………... 5
G.
Komplikasi ……………………………………….. 5
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………......…………… 8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………….…. 9
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi dunia
kesehatan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Makassar , Desember 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Hati
adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang
untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh
seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan
bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya
keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah
satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah Hepatitis
” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus
atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh
manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Salah satu diantranya
adalah virus Hepatitis B.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Penyakit
Hepatitis
B merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Keadaan ini mengakibatkan perdangan dan pembengkakan hati, dan kadang-kadang
kerusakan hati yang nyata. Sering terjadi bahwa penderita sama sekali tidak
merasakan dan menyadari bahwa dirinya sedang terinfeksin oleh virus, karena
keluhan yang khas yaitu keluhan seperti flu tidak berkembang segera, bahkan
yidak muncul sama sekali. Seseorang bisa terkena infeksi jika ia tidak imun
terhadap virusb dan terpapar dengan darah atau cairan tubuh dari penderita atau
pengidap HBV.
B. Deskripsi Mikroorganisme Penyebab
Penyakit Hepatitis B dan Gambar Mikroorganisme
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus.
Virus yang bernama Hepadnaviridae ini merupakan virus DNA, yang berarti bahwa
virus ini adalah material genetika yang diciptakan oleh asam deoksiribonukleat.
Mikroorganisme
penyebab penyakit hepatitis B sering disebut HBV. Virus DNA serat ganda parsial
(partially double stranded), panjang genom sekitar 3200 pasangan basa.
Mempunyai envelope/selubung. Di dalam darah penderita hepatitis B akut ditemui
bentuk partikel virus, yaitu :
1. Sferikal
pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung saja. Jumlahnya
lebih banyak dari partikel lainnya.
2. Tubularr
atau filamen, diameter 22-200 nm, juga komponen selubung.
3. Partikel
virion lengkap atau partikel Dane, terdiri dari genom HBV dan selubung,
diameter 42 nm.
Protein
yang dibuat oleh virus ini yang bersifat antigenik serta memberi gambaran tentang
keadaan penyakit adalah:
1. Antigen
permukaan/surface antigen/HbsAg, bnerasal dari selubung. Antigen yang
semata-mata disandi oleh gen D disebut sebagai mayor
2. protein,
yang oleh daerah pre-S2 dinamakan middle protein dan yang oleh Pre-S1 disebut
large protein.
3. Antigen
core/ core antigen HbsAg, disandi oleh daerah core.
4. Antigen
e/ e antigen/HbsAg, disandi oleh gen pre-core.
C.
Gejala
Penyakit
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan.
Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut,
mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan
bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala
utama seperti bagian putih pada mata
tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti
teh.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi
kronis hati yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B persisten.
Hepatituis
B kronis ditandai dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya
kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier
HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa
nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis
yang ditandai dengan peningkatan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas
atas normal (BANN).
D.
Cara
Penularan
Penularan
virus Hepatitis B bisa melalui berbagai cara, sebagai berikut :
1. Melalui
darah : Virus hepatitis B ditemukan terutama dalam darah, dan ditularkan
melalui darah yang tercemar. Tidak seperti hepatitis A, virus hepatitis B tidak
ditemukan dalam air seni, keringat atau kotoran, meskipun virus hepatitis B
terdapat dalam cairan tubuh lainnya seperti air mani dan air liur. Pada umumnya
hepatitis B menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi. Kini semua darah
yang akan dipakai untuk transfusi diteliti untuk menyaring virus hepatitis.
2. Melalui
jarum suntik : Virus tersebut juga disebarkan melalui jarum suntik yang
terkontaminasi dengan darah. Para pekerja kesehatan yang memakai jarum suntik
dalam tugas mereka dan secara tidak sengaja tertusuk jarum adalah mereka yang
beresiko, sebagaimana juga pemakaian obat bius yang memakai jarum suntik secara
bersama-sama.
3. Jarum
tato atau akupuntur yang terkontaminasi juga merupakan sumber penularan.
4. Melalaui
hubungan seksual : Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks.
Orang heteroseksual yang memiliki banyak pasangan dan lelaki homoseksual
memiliki risiko terbesar.
5. Melalui
kelahiran : Virus dapat ditularkan dari ibu ke bayi pada saat atau sekitar
waktu kelahiran (yang disebut penularan vertikal). Ini merupakan hal umum di
negara-negara seperti Cina atau banyak negara di Asia Tenggara dimana penularan
hepatitis B amatlah lazim.
6. Mereka
yang hidup atau bekerja dengan pembawa virus hepatitis B menahun memiliki risiko
penularan yang kecil, kecuali melalui hubungan seksual.
E.
Pemeriksaan
Ada
tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi
hepatitis B yaitu:
1.
HBsAg (hepatitis B surface antigen)
adalah satu dari penanda yang muncul dalam serum selama infeksi dan dapat
dideteksi 2-8 minggu sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam hati atau
terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam darah lebih dari
6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90%
infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
a. indikator
paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
b. mendiagnosa
infeksi hepatitis akut dan kronik
c. tes
penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet, dll)
d. skrining
kehamilan
2.
Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B
surface antigen): jika hasilnya “reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan
terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses
penyembuhan masa lampau.
3.
Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti
hepatitis B), terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc IgM dan anti HBc IgG.
Anti HBc IgM : -muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan
hingga 6 bulan berperan pada core window (fase jendela yaitu saat dimana HBsAg
sudah hilang tetapi anti –HBs belum muncul.
Anti
HBc IgG : -muncul sebelum anti Hbc IgM hilang terdeteksi
pada hepatitis akut dan kronik
-tidak mempunyai efek protektif
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg
dan Anti HBs.
F.
Peran
Bidan dalam Pencegahan Penyakit
Pengobatan penyakit Hepatitis B memang bukan tugas
dan wewenang bidan, tetapi bidan bisa melakukan pencegahan Hepatitis B dengan
melakukan imunisasi pada anak usia balita (1-5 tahun), dengan memberikan vaksin
Hepatitis B yang berasal dari protein khusus kuman Hepatitis B. Diberikan
dengan cara disuntikan secara intramuscular dengan membentuk sudut 450 – 600,
dibagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali suntikan dosis 0,5
cc.
G.
Komplikasi
Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menjadi
awal mula timbulnya penyakit yang mengganggu fungsi organ hati. Hepatitis merupakan
jenis penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebenarnya
penyakit hepatitis ini tidak cukup berbahaya apabila mendapat penangganan
secara cepat dan sesuai dengan standar prosedur pengobatan yakni dengan cara
pemberian vaksinasi.
Banyak
hal yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis. Berikut akan diulas beberapa
faktor kompilikasi lainnya yang dapat menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi,
diantaranya:
1. Hepatitis
yang diakibat mengkonsumsi alkohol
Telah
diketahui bahawa minuman beralkohol dengan segala jenis dan merk mengandung
bahan atau zat kimia yang tentunya dapat merusak fungsi organ tubuh salah
satunya organ hati. Dengan kandungan bahan atau zat kimia yang terkandung dalam
alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi organ hati.
Zat
kimia yang tertelan dan mengendap dalam tubuh akan terurai dan zat kimia
kemudian akan menyebar dan masuk ke seluruh jaringan tubuh yang bersifat racun
dan merusak sel-sel dari fungsi kerja organ hati. Untuk itulah disarankan untuk
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dengan segala jenis yang hanya
menyebabkan kerusakan dan menjadi sebuah sumber penyakit.
2. Hepatitis
akibat dari konsumsi obat-obatan atau zat kimia
Zat
kimia yang terkandung dalam obat dapat menyebabkan timbulnya masalah yang cukup
serius yang kemudian akan mengakibatkan reaksi kimia yang dapat melukai dan
menjadi infeksi virus hepatitis. Reaksi yang timbul dari obat-obat kimia akan
berlangsung secara bertahap dan terdeteksi dalam kurun waktu 2-6 minggu setelah
pemakaian obat. Namun gejala dan reaksi kimia dari konsumsi obat akan
menghilang apabila konsumsi atau pembrian obat dihentikan. Namun adapula yang
sudah mengakibatkan kerusakan fungsi dari organ hati yang cukup serius dan
sudah terlanjur parah.
Berikut
ini ada beberapa jenis obat yang berhubungan langsung dan memberi pengaruh pada
fungsi organ hati dan sel-sel hati (liver) antara lain :
a. Haloten,
merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat bius.
b. Isoniasid,
merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC.
c. Metildopa,
merupakan jenis obat anti hipertensi
d. Fenitoin
dan Asam Valproat, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti
epilepsi atau ayan.
e. Parasetamol,
merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep dokter sebagai pereda dan
penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat yang aman, jika dikonsumsi dalam
dosis yang tepat. Namun jika berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan
hati) yang cukup parah bahkan sampai menyebabkan kematian.
f. Selain
jenis obat diatas adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi hati,
seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
3. Hepatitis
akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa
penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi
pada hati (liver), seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia (kelebihan kadar
lemak dalam darah) dan obesitas (kegemukan) juga memberi dampak pada timbulnya
penyakit hati (liver).
Ketiga
penyebab tersebut dapat memberi beban pada fungsi dan kinerja hati untuk
memproses metabolisme lemak. Kemudian akan timbul gangguan pada fungsi organ
hati misalnya kebocoran sel-sel hati yang kemudian berlanjut pada kerusakan dan
terjadi peradagan hati yang disebut dengan Steathepatitis. Steathepatitis ini
umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang salah menjadi penyebab
awal dari steathepatitis.
Penyebab
penyakit hati atau liver ini harus segera ditangani dimulai dari penangganan
terhadap dari 3 penyakit yang dapat menyertai penyebab timbulnya penyakit
gangguan fungsi hati seperti yang disebutkan. Langkah pertama adalah mengatasi
penyakit diabetes mellitus dengan melakukan pengobatan diet rendah gula,
pemberian insulin atau obat anti diabetes.
Bagi
penderita hiperlipidemia atau kelebihan kadar lemak dalam darah dapat melakukan
pengobatan dengan mengikuti diet makanan rendah
lemak dan konsumsi obat
penurun kadar lemak (hipolipidemik). Terakhir untuk obesitas dengan mengikuti
program penurunan berat badan dengan cara yang sehat secara bertahap.
Apabila
ketiga penyakit tersebut dapat ditangani, mengecilkan kemungkinan dari resiko
terserang penyakit gangguan pada fungsi organ hati.
4. Hepatitis
autoimun (sistem kekebalan tubuh yang karena kelainan genetik)
Sistem
kekebalan tubuh karena kelainan genetik yang dapat beresiko menyerang sel atau
jaringan organ hati (liver). Selain karena faktor kelainan genetik dapat pula
diakibatkan karena adanya virus ataupun zat kimia tertentu.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sievert, William, Melvyn G. Korman, Terry Bolin. (2010). Segala Sesuatu
tentang Hepatitis. Jakarta: Arcar.
Sulaiman, Andri Sanityoso, dkk. (2010). Pendekatan Terkini Hepatitis B
dan C dalam Praktik Klinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto.
Syahrurachman, Agus, dkk. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Www.google.com
Www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar