Sabtu, 20 Desember 2014

Makalah Virus Hepatitis B



DAFTAR ISI
  Halaman
KATA PENGANTAR ………………..……………..……  i
DAFTAR ISI ……………………………………………..   ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ……………………………………………   1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Defenisi penyakit ………………………………….  2
B.     Deskripsi Mikroorganisme Penyebab Penyakit Hepatitis B dan Gambar Mikroorganisme …………………..            2
C.     Gejala penyakit …………………………………...   3
D.    Cara penularan ……………………………………   3
E.     Pemeriksaan ………………………………………   4
F.      Peran Bidan dalam Pencegahan Penyakit ………...   5
G.    Komplikasi ………………………………………..   5
 BAB III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………......……………  8
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………….…. 9









    KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi dunia kesehatan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Makassar , Desember 2014
Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Salah satu diantranya adalah virus Hepatitis B.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Defenisi Penyakit
Hepatitis B merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Keadaan ini mengakibatkan perdangan dan pembengkakan hati, dan kadang-kadang kerusakan hati yang nyata. Sering terjadi bahwa penderita sama sekali tidak merasakan dan menyadari bahwa dirinya sedang terinfeksin oleh virus, karena keluhan yang khas yaitu keluhan seperti flu tidak berkembang segera, bahkan yidak muncul sama sekali. Seseorang bisa terkena infeksi jika ia tidak imun terhadap virusb dan terpapar dengan darah atau cairan tubuh dari penderita atau pengidap HBV.
B.     Deskripsi Mikroorganisme Penyebab Penyakit Hepatitis B dan Gambar Mikroorganisme
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang bernama Hepadnaviridae ini merupakan virus DNA, yang berarti bahwa virus ini adalah material genetika yang diciptakan oleh asam deoksiribonukleat.
Mikroorganisme penyebab penyakit hepatitis B sering disebut HBV. Virus DNA serat ganda parsial (partially double stranded), panjang genom sekitar 3200 pasangan basa. Mempunyai envelope/selubung. Di dalam darah penderita hepatitis B akut ditemui bentuk partikel virus, yaitu :
1.      Sferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung saja. Jumlahnya lebih banyak dari partikel lainnya.
2.      Tubularr atau filamen, diameter 22-200 nm, juga komponen selubung.
3.      Partikel virion lengkap atau partikel Dane, terdiri dari genom HBV dan selubung, diameter 42 nm.
Protein yang dibuat oleh virus ini yang bersifat antigenik serta memberi gambaran tentang keadaan penyakit adalah:
1.      Antigen permukaan/surface antigen/HbsAg, bnerasal dari selubung. Antigen yang semata-mata disandi oleh gen D disebut sebagai mayor
2.      protein, yang oleh daerah pre-S2 dinamakan middle protein dan yang oleh Pre-S1 disebut large protein.
3.      Antigen core/ core antigen HbsAg, disandi oleh daerah core.
4.      Antigen e/ e antigen/HbsAg, disandi oleh gen pre-core.
C.    Gejala Penyakit
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama  seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B persisten.
Hepatituis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas normal (BANN).
D.    Cara Penularan
Penularan virus Hepatitis B bisa melalui berbagai cara, sebagai berikut :
1.      Melalui darah : Virus hepatitis B ditemukan terutama dalam darah, dan ditularkan melalui darah yang tercemar. Tidak seperti hepatitis A, virus hepatitis B tidak ditemukan dalam air seni, keringat atau kotoran, meskipun virus hepatitis B terdapat dalam cairan tubuh lainnya seperti air mani dan air liur. Pada umumnya hepatitis B menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi. Kini semua darah yang akan dipakai untuk transfusi diteliti untuk menyaring virus hepatitis.
2.      Melalui jarum suntik : Virus tersebut juga disebarkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah. Para pekerja kesehatan yang memakai jarum suntik dalam tugas mereka dan secara tidak sengaja tertusuk jarum adalah mereka yang beresiko, sebagaimana juga pemakaian obat bius yang memakai jarum suntik secara bersama-sama.
3.      Jarum tato atau akupuntur yang terkontaminasi juga merupakan sumber penularan.
4.      Melalaui hubungan seksual : Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks. Orang heteroseksual yang memiliki banyak pasangan dan lelaki homoseksual memiliki risiko terbesar.
5.      Melalui kelahiran : Virus dapat ditularkan dari ibu ke bayi pada saat atau sekitar waktu kelahiran (yang disebut penularan vertikal). Ini merupakan hal umum di negara-negara seperti Cina atau banyak negara di Asia Tenggara dimana penularan hepatitis B amatlah lazim.
6.      Mereka yang hidup atau bekerja dengan pembawa virus hepatitis B menahun memiliki risiko penularan yang kecil, kecuali melalui hubungan seksual.
E.     Pemeriksaan
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi hepatitis B yaitu:
1.         HBsAg (hepatitis B surface antigen) adalah satu dari penanda yang muncul dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2-8 minggu sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
a.       indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
b.      mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
c.       tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet, dll)
d.      skrining kehamilan
2.         Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya “reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
3.         Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B), terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc IgM dan anti HBc IgG.                                               Anti HBc IgM : -muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan berperan pada core window (fase jendela yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapi anti –HBs belum muncul.
Anti HBc IgG : -muncul sebelum anti Hbc IgM hilang                                 terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik                                                      -tidak mempunyai efek protektif  Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs.                                          
F.     Peran Bidan dalam Pencegahan Penyakit
Pengobatan penyakit Hepatitis B memang bukan tugas dan wewenang bidan, tetapi bidan bisa melakukan pencegahan Hepatitis B dengan melakukan imunisasi pada anak usia balita (1-5 tahun), dengan memberikan vaksin Hepatitis B yang berasal dari protein khusus kuman Hepatitis B. Diberikan dengan cara disuntikan secara intramuscular dengan membentuk sudut 450 – 600, dibagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali suntikan dosis 0,5 cc.
G.    Komplikasi
Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menjadi awal mula timbulnya penyakit yang mengganggu fungsi organ hati. Hepatitis merupakan jenis penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebenarnya penyakit hepatitis ini tidak cukup berbahaya apabila mendapat penangganan secara cepat dan sesuai dengan standar prosedur pengobatan yakni dengan cara pemberian vaksinasi.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis. Berikut akan diulas beberapa faktor kompilikasi lainnya yang dapat menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi, diantaranya:
1.      Hepatitis yang diakibat mengkonsumsi alkohol
Telah diketahui bahawa minuman beralkohol dengan segala jenis dan merk mengandung bahan atau zat kimia yang tentunya dapat merusak fungsi organ tubuh salah satunya organ hati. Dengan kandungan bahan atau zat kimia yang terkandung dalam alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi organ hati.
Zat kimia yang tertelan dan mengendap dalam tubuh akan terurai dan zat kimia kemudian akan menyebar dan masuk ke seluruh jaringan tubuh yang bersifat racun dan merusak sel-sel dari fungsi kerja organ hati. Untuk itulah disarankan untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dengan segala jenis yang hanya menyebabkan kerusakan dan menjadi sebuah sumber penyakit.
2.      Hepatitis akibat dari konsumsi obat-obatan atau zat kimia
Zat kimia yang terkandung dalam obat dapat menyebabkan timbulnya masalah yang cukup serius yang kemudian akan mengakibatkan reaksi kimia yang dapat melukai dan menjadi infeksi virus hepatitis. Reaksi yang timbul dari obat-obat kimia akan berlangsung secara bertahap dan terdeteksi dalam kurun waktu 2-6 minggu setelah pemakaian obat. Namun gejala dan reaksi kimia dari konsumsi obat akan menghilang apabila konsumsi atau pembrian obat dihentikan. Namun adapula yang sudah mengakibatkan kerusakan fungsi dari organ hati yang cukup serius dan sudah terlanjur parah.
Berikut ini ada beberapa jenis obat yang berhubungan langsung dan memberi pengaruh pada fungsi organ hati dan sel-sel hati (liver) antara lain :
a.       Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat bius.
b.      Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC.
c.       Metildopa, merupakan jenis obat anti hipertensi
d.      Fenitoin dan Asam Valproat, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti epilepsi atau ayan.
e.       Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup parah bahkan sampai menyebabkan kematian.
f.       Selain jenis obat diatas adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi hati, seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
3.      Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi pada hati (liver), seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam darah) dan obesitas (kegemukan) juga memberi dampak pada timbulnya penyakit hati (liver).
Ketiga penyebab tersebut dapat memberi beban pada fungsi dan kinerja hati untuk memproses metabolisme lemak. Kemudian akan timbul gangguan pada fungsi organ hati misalnya kebocoran sel-sel hati yang kemudian berlanjut pada kerusakan dan terjadi peradagan hati yang disebut dengan Steathepatitis. Steathepatitis ini umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang salah menjadi penyebab awal dari steathepatitis.
Penyebab penyakit hati atau liver ini harus segera ditangani dimulai dari penangganan terhadap dari 3 penyakit yang dapat menyertai penyebab timbulnya penyakit gangguan fungsi hati seperti yang disebutkan. Langkah pertama adalah mengatasi penyakit diabetes mellitus dengan melakukan pengobatan diet rendah gula, pemberian insulin atau obat anti diabetes.
Bagi penderita hiperlipidemia atau kelebihan kadar lemak dalam darah dapat melakukan pengobatan dengan mengikuti diet makanan rendah
lemak dan konsumsi obat penurun kadar lemak (hipolipidemik). Terakhir untuk obesitas dengan mengikuti program penurunan berat badan dengan cara yang sehat secara bertahap.
Apabila ketiga penyakit tersebut dapat ditangani, mengecilkan kemungkinan dari resiko terserang penyakit gangguan pada fungsi organ hati.
4.      Hepatitis autoimun (sistem kekebalan tubuh yang karena kelainan genetik)
Sistem kekebalan tubuh karena kelainan genetik yang dapat beresiko menyerang sel atau jaringan organ hati (liver). Selain karena faktor kelainan genetik dapat pula diakibatkan karena adanya virus ataupun zat kimia tertentu.











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA

      Sievert, William, Melvyn G. Korman, Terry Bolin. (2010). Segala Sesuatu tentang Hepatitis. Jakarta: Arcar.
      Sulaiman, Andri Sanityoso, dkk. (2010). Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C dalam Praktik Klinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto.
      Syahrurachman, Agus, dkk. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara.
      Www.google.com
      Www.wikipedia.com

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar