UJI EFEKTIFITAS DAYA HAMBAT SEDIAAN
KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus Rosa Sinensis) DAN BUAH MENGKUDU (Miranda Citrifolia L)
TERHADAP Mychobacterium Tuberculosis
H37Rv in Vitro
Usulan
Penelitian
Diajukan
guna menyusun Karya Tulis Ilmiah
untuk
memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Ahli
Madya Analis Kesehatan
Stikes
Mega Rezky Makassar
Diajukan
oleh
Muslimah.
S
12
3145 453 104
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
DESEMBER 2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ………………..…………………… i
DAFTAR
ISI …………………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah …………………….……. 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………... 3
C. Tujuan
Penelitian …………………………………. 3
D. Manfaat
Penelitian ………………………………… 4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberculosis
………………………………………. 5
1. Etiologi
…………………………………… 5
2. Pathogenesis
………………………………. 5
3. Tata
Laksana ………………………………. 6
4. Resistensi
Obat ……………………………. 7
B. Obat
tradisional yang berkhasiat antituberkulosis… 7
1. Kembang
Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis).. 7
2. Mengkudu
(Miranda Citrifolia L)…………. 8
BAB
III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan
Teori…………………………………….. 11
B. Hipotesis
…………………………………………... 14
BAB
IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian ……………………………… 15
B. Bahan
dan Alat Penelitian …………………………. 15
C. Variable
Penelitian ………………………………… 16
D. Defenisi
Operasional ……………………………… 17
E. Prosedur
Penelitian ……………………………….. 18
F. Teknik
Pengumpulan Dan Pengolahan Data ……… 20
G. Cara
Analisis Data ………………………………… 20
H. Tempat
Dan Waktu Penelitian …………………….. 21
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………….…. 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia
sebagai Negara tropis memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah termasuk
diantaranya tanaman obat. Lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies
diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau sebagai tanaman obat.
Keuntungan penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah
diperoleh dan harganya murah (1).
Seiring
dengan perkembangan jenis penyakit, maka semakin banyak pula penggunaan tanaman
obat. Diantaranya tanaman obat yang sering digunakan terutama untuk mengatasi
infeksi saluran pernafasan, yaitu kembang sepatu dan mengkudu. Ekstrak buah
mengkudu menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa, M. pyogenes, dan E.
coli. Hasil penelitian I Made Wardana (2010) menunjukkan kembang sepatu
bersifat menghambat bakteri E. Coli
dan Staphylococcus Aureus.
Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab utama penyakit infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), jenis bakteri lain yang dapat menimbulkan
keluhan ISPA adalah bakteri Mychobacterium
Tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit tuberculosis.(9, 16)
Penyakit
tuberculosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling penting di dunia.
Bahkan menurut data WHO hingga tahun 2010, sepertiga dari penduduk dunia
terinfeksi bakteri Mychobacterium
Tuberculosis. Indonesia adalah Negara dengan kasus TB terbesar di asia
tenggara, dan menduduki posisi ke-3 di dunia setelah india dan china (Reichman
1996). Dari data WHO (2006), di Kalimantan selatan sendiri angka penemuan kasus
bar uterus meningkat dari tahun ke tahun, yakni 38% tahun 2004 menjadi 46%
tahun 2005 lalu menjadi 52% tahun 2006.(7, 12)
Peningkatan
jumlah penderita TB baik penderita baru atau penderita relaps adalah karena
faktor resistensi obat atau Multi Drag Resisten (MDR). Telah dilakukan upaya
untuk mengurangi masalah resistensi obat tersebut yaitu dengan pengunaan
kombinasi obat.(7)
Salah
satu cara uji laboratorium untuk mengetahui uji aktivitas suatu tanaman obat
terhadap bakteri Mychobacterium
Tuberculosis adalah dengan menggunakan uji dilusi atau dengan uji difusi.
Belum ada laporan penelitian yang menjelaskan efek kombinasi dari tanaman obat
mengkudu dan kembang sepatu terhadap pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis. Disamping itu juga belum diketahui apakah kombinasi dapat menigkatkan
aktivitas obat atau menurunkan angka resistensi. Dalam upaya untuk mengetahui
hasil tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas kombinasi
sediaan ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu terhadap Mychobacterium Tuberculosis secara in
vitro. Bakteri uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
penelitian yaitu :
1. Apakah
terdapat perbedaan aktivitas bentuk sediaan tunggal dan kombinasi ekstrak buah
mengkudu dan kembang sepatu terhadap Mychobacterium
Tuberculosis.
2. Konsentrasi
optimim kombinasi sediaan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu yang mampu
menghambat pertumbuhan Mychobacterium
Tuberculosis secara in vitro.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan kombinasi ekstrak
bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa
Sinensis) dan ekstrak buah mengkudu (Miranda Citrifolia Linn) terhadap Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.
2. Tujuan khusus
Tujuan
khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan
kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah mengkudu yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium
Tuberculosis secara sinergis.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk dapat memberikan informasi dan gagasan ilmiah mengenai
konsentrasi sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah
mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium Tuberculosis. Diharapkan juga penelitian ini lebih
lanjut dapat dikembangkan menjadi dasar pembuatan sediaan obat fitofarmaka.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tuberkulosis
1. Etiologi
Tuberculosis
disebabkan oleh infeksi bakteri Mychobacterium
Tuberculosis yang merupakan bakteri berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3
- 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. pada perbenihan berbentuk kokoid dan filament.
Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan Zeihl-Neelsen atau Tan Thian
Hok berwarna merah dengan latar biru. Pada pewarnaan fluorochrom bakteri ini
berfluoresensi dengan warna kuning orange. (11,12)
Bakteri
ini tumbuh secara obligat. Bakteri ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih
kurang 2 atau 3 minggu, suhu optimim 370 C. medium biakn yang biasa
dipergunakan adalah Lowenstein Jensen. pH optimum 6,4-7,0. Bakteri ini tidak
tahan panas, akan mati pada suhu 600 C selama 15-20 menit. Dalam
sputum dapat bertahan 8-10 hari, tahan terhadap berbagai zat kimia dan
desinfektan.(5)
2. Pathogenesis
Daya
tahan bakteri ini lebih besar bila dibandingkan dengan bakteri lainnya karena
sifat hidrofobik permukaan sel. Mychobacterium
Tuberculosis dibedakan dari sebagian besar bakteri lainnya karena bersifat
pathogen dan dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan manusia.
Penyusun utama dinding sel Mychobacterium
Tuberculosis adalah asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa
dimikolat yang disebut cord faktor, dan mycobacterial sulfolipids yang berperan
dalam virulensi.(11)
Struktur
dinding sel yang kompleks inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam
sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) yaitu apabila sekali diwarnai akan
tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam-alkohol, dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis seperti
asam dan alkali. Selain itu, asam mikolat tidak dapat dijumpai pada bakteri dan
hanya dijumpai pada dinding sel Mychobacterium
dan corynebacterium.(6)
3. Tatalaksana
Pengobatan
tuberculosis adalah dengan OAT (obat anti tuberkulosis) dengan strategis DOTS
(Directly Observe Treatment Course) yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang
digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan. Jenis obat ini pertama
yang digunakan adalah Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomizin, Etambutol.
Sedangkan obat tanaman atau lini kedua yaitu Kanamisin, Amiksin, Kuinolon.(12)
4. Resistensi Obat
Drug resistant tuberculosis adalah suatu kasus
bacilli tuberculosis resisten terhadap satu atau lebih obat anti tubercular.
Resisten obat berkembang disebabkan infeksi terhadap strain resisten, atau
akibat pengobatan yang tidak cukup, seperti pasien diberikandengan obat
tunggal.(7)
B. Obat Tradisional yang Berkhasiat
Antituberkulosis
1. Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)
Kembang
Sepatu merupakan tanaman perdu yang memiliki akar tunggang dan berwarna coklat
muda. Batangnya tegak, tinggi ± 3 m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih
muda ungu setelah tua putih kotor. Daunnya tunggal, tepi beringgit, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.
Bunganya tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng,
berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua
puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala
sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Bijinya pipih, putih.
Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Bijinya pipih, putih.
Daun,
bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu
daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol,
akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan
cleomiscosin C.
Daun
H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat
batuk, dan obat sariawan. Daun Hibiscus
rosasinensis berkhasiat sebagai obat demam pada
anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daun H.
rosasinensis digunakan sebagai penambah vitalitas pria
(aprodisiaka).
Dada et al., 2007, membuktikan bahwa
ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan efek anabolik dengan ditandai
adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis, epididymis, seminal
vesicle dan prostate. Ekstrak etanolik bunga tanaman ini juga
dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida
(20-30 %) serta meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula
darah.
2. Mengkudu (Miranda Citrifolia Linn
Mengkudu
atau Morinda Citrifolia L merupakan
tumbuhan liar yang banyak tumbuh di pantai di seluruh nusantara. Tumbuhan ini
berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing.
Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5.
Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau
kekuningan.
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin,
polisakarida, asam askorbat, β-karoten, 1-arginin, proxironin, dan
proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium,
vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa. Selain itu juga dikandung
senyawa-senyawa seperti, morindon, rubiadin, dan flavonoid.
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki
banyak kegunaan antara lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri,
melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri,
sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis
(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang
(lumbago), sakit perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki
terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid
(emenagog), dan pembersih darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan
untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah,
kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan eczema.
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan
tumor dengan merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit.
Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif menghambat sel RAS yang
menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif
ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai
aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah mengkudu yang diuji, fraksi etil
asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50 =
46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 µg/ml,
sedangkan fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 µg/ml.
BAB
III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori
Daun,
bunga, dan akar Hibiscus Rosa Sinensis
mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan
polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin,
skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. bahan aktif yang terdapat dalam
mengkudu antara lain scopoletin, asam octanoat, terpenoid, alkaloid,
anthraquinon, b-sitisterol, karoten, flavonoid, asam linoleat, alizarin,
acubin, L-asperulosida, asam kaproat, asam kaprilit, asam ursolat, rutin,
proxeronin.
Hasil
penelitian Ghantina (2004) menyatakan bahwa kembang sepatu terbukti mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi 1000 µg/mL mampu menunjukkan
eradikasi mikroba Mychobacterium Tuberculosis yang sensitive (H37Rv).
Waha
(2001) mengemukakan bahwa salah satu tanaman yang diketahui bersifat
antibakteri adalah tanaman pace atau mengkudu (Morinda Citrifolia Linn). Beberapa macam kandungan senyawa yang di
laporkan berfungsi sebagai zat antibakteri adalah acubin, alizarin, dan antraquinon.
Senyawa ini dilaporkan dapat menekan pertumbuhan bakteri Pseudomonas Aeruginosa, Proteus Morganii, Staphylococcus Aureus,
Bacillus Subtilis, Escherichia Coli.
Menurut
sekander (2010), Morinda Citrifolia
merupakan tanaman obat tradisional yang diketahui memiliki banyak bahan aktif
yang bersifat antibakteri. Proses pemisahan dan proses purifikasi lebih lanjut
dari lapisan yang mentah menunjukkan peningkatan bioaktivitas dibandingkan
tanda perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa beberapa komponen dalam lapisan yang
mentah itu bercampur satu sama lain dalam hal efeknya. Saat terpisah satu sama
lain lewat metode kromatografi, efek penghambatan yang satu dan yang lain akan
berkurang secara signifikan.
Daya
antibakteri sari buah mengkudu diduga juga berkaitan dengan adanya antrakuinon
yang merupakan senyawa alkaloid. Mekanisme antrakuinon pada buah mengkudu (Morinda Citrifolia L) diduga mengganggu
komponen penyusun peptidogligan pada dinding sel bakteri. Gangguan pada
sintesis lapisan dinding sel mengakibatkan dinding sel tidak terbentuk secara
utuh sehingga bakteri segera kehilangan kemampuan membentuk koloni dan diikuti
dengan kematian sel.
Menurut
Katzung (1998), jika suatu obat diberikan bersama-sama obat lain yang memiliki
kandungan dan sifat yang sama akan menghasilkan interaksi yang dapat saling
memperkuat. Penggunaan kombinasi antibiotic diduga dapat menghasilkan efek yang
lebih besar, yang disebut efek sinergis. Efek ini dapat di capai bila komponen
dan kandungan zat aktif dalam obat mempunyai persamaan.
Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)
|
|
Mengkudu
(Miranda Citrifolia L)
|
Zat aktif : flavonoida, saponin,
polifenol, tannin, skopoletin
|
|
Zat aktif : scopoletin, asam octanoat,
terpenoid, alkaloid, anthraquinon, b-sitisterol, karoten, flavonoid, asam
linoleat, alizarin, acubin, L-asperulosida, asam kaproat, asam kaprilit, asam
ursolat, rutin, proxeronin
|
Sediaan Kombinasi
|
Mengganggu sintesis dinding bakteri
|
Mengganggu proses fungsional bakteri
|
Kematian bakteri Mychobacterium Tuberculosis
|
Gambar
3.1 Kerangka Pemikiran Landasan Teori
B.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka diajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Sediaan
kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu mempunyai aktivitas
daya hambat yang lebih besar dibandingkan control dalam menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis.
2. Konsentrasi
optimum kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu >100 µg/mL dan buah mengkudu
>10 µg/mL dapat menghambat pertumbuhan Mychobacterium
Tuberculosis H37Rv.
BAB
IV
METODE
PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang terdiri atas 1 perlakuan,
dengan 16 kali pengulangan.
B. Bahan dan alat penelitian
1. Bahan penelitian
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kultur Mychobacterium Tuberculosis H37Rv yang dibiakkan oleh instalasi
Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, bunga kembang sepatu,
buah mengkudu, etanol 96%, aquadest steril, rifampicin, isoniazid, media
Lowenstein-Jenseen, larutan standar Mac-Farland I, BHI, dan DMSO.
Alat
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Analityc Balance “ohaus”, gelas ukur, cawan petri, panci infuse,
mikropipet, ose steril, alat pengaduk, tabung reaksi pirex, gelas beker,
mikropipet 50 µl, lampu Bunsen, incubator, autoclave, meja kerja laminary flow, scalpel, pinset, kain
flannel.
C. Variable penelitian
1. Variable Bebas
Variable
bebas pada penelitian ini adalah sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang
sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan
buah mengkudu (Miranda Citrifolia L)
dengan konsentrasi kembang sepatu 100 µg/mL dan buah mengkudu 10 µg/mL.
2. Variable terikat
Variable
terikat pada penelitian ini adalah tingkat kekeruhan dan pertumbuhan M. tuberculosis yang diberikan sediaan
kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu (Hibiscus
Rosa Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda
Citrifolia L) dengan pembacaan visual pada tabung reaksi.
3. Variable pengganggu
a.
Sterilitas alat dan bahan penelitian
dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh, dan dapat menyebabkan
kontaminasi dari bakteri yang dibiakkan. Hal itu dapat dikendalikan dengan
melakukan sterilisasi menggunakan autoclave, atau sterilisasi kering dengan
oven
b. Suhu
dan kelembaban dapat mempengaruhi biakan bakteri yang ditumbuhkan, dapat
dikendalikan dengan cara memasukkan media pertumbuhan bakteri kedalam incubator
pada suhu 370 C saat pembiakan selama 24 jam
c. Kontaminasi
dari bakteri lain dan jamur dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, untuk
mengendalikan hal tersebut maka peneliti dapat bekerja di dekat api bunsen atau
dikerjakan pada meja laminary flow
d. Pemilihan
kembang sepatu dan buah mengkudu dapat mempengaruhi pembuatan sediaan sehingga
dipilihlah kembang sepatu dan buah mengkudu yang segar untuk kemudian langsung
diolah
e. Ketelitian
dalam penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian. Keahlian dan keterampilan
diperlukan agar hasil yang diperoleh akurat, dalam hal ini peneliti memperoleh
bimbingan dan pengawasan dari pembimbing.
D.
Defenisi
operasional
1. Konsentrasi
ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu adalah sediaan ekstrak yang
dibuat dengan simplisia bunga dan buah dengan pelarut etanol 96% yang
dinyatakan dalam persen.
2. Konsentrasi
optimum adalah konsentrasi minimum ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah
mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M.
tuberculosis.
3. Efek
daya hambat adalah kemampuan ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah mengkudu
menghambat pertumbuhan M. tuberculosis dengan
tidak adanya pertumbuhan kuman pada media biakan yang tampak keruh secara
visual.
E.
Prosedur
penelitian
Penelitian ini
dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap persiapan dan tahap penelitian. Tahap
persiapan terdiri dari pembuatan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu,
kemudian dilakukan juga persiapan bahan yaitu membiakkan M. tuberculosis untuk di inokulasi. Tahap penelitian yaitu uji daya
hambat terhadap M. tuberculosis.
1.
Pembuatan
Ekstrak Bunga Kembang Sepatu dan Buah Mengkudu
Bunga kembang
sepatu dan buah mengkudu dipotong-potong kemudian dikeringkan. Selanjutnya
ditimbang hingga konstan menggunakan neraca digital dan dimaserasi dengan
pelarut etanol 96% selama 24 jam. Setelah 24 jam, hasil maserasi disaring
menggunakan kertas saring dan corong gelas, kemudian filtrate (maserat) I yang
dihasilkan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 500 C,
sehingga dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol tersebut kemudian
dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta. Ampas serbuk
dimaserasi kembali seperti cara diatas sebanyak tiga kali ulangan sehingga
diperoleh filtrate II dan filtrate III, kemudian diuapkan menggunakan rotary
evaporator dan dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta.
2.
Pembuatan
sediaan kombinasi
Ekstrak kembang
sepatu 100 µg/mL dicampurkan dengan ekstrak
buah mengkudu 10 µg/mL.
3.
Pembiakan
M. tuberculosis
Isolat M. tuberculosis didapatkan dari instalasi
mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. M. tuberculosis dibiakkan dan ditanam pada media Lowenstein-Jensen
(LJ) sehingga didapatkan suspense M.
tuberculosis yang disesuaikan dengan standar Mc Farland 1.0 (suspense
dengan pepadatan kuman 3×108 CFU/mL)
4.
Uji
sensitivitas menggunakan metode tidak langsung pada media absolute (soemarno
1987)
Hasil
pertumbuhan kuman pada media cair LJ diambil dengan bantuan ose dan ditambahkan
kedalam 0,5 ml LJ cair, selanjutnya di inkubasi selama 6-8 minggu. Hasil
inkubasi pada suspense tersebut ditambahkan aquadest steril sampai terdapat
kekeruhan sesuai standar Mc Farland I atau konsentrasi kuman 108 CFU/ml
(CFU = Colony Forming Unit) kemudian dengan bantuan lidi kapas steril
dicelupkan kedalam suspense kuman tersebut dan dilakukan penanaman pada media
LJ yang terdiri (1) tanpa obat/control satu tabung, (2) mengandung kombinasi
obat INH 1µl/mL, RMP 40 µl/mL satu tabung, (3) mengandung kombinasi ekstrak
etanol kembang sepatu 100 µl/mL dan buah mengkudu 10 µl/mL satu tabung.
Masing-masing tabung tersebut ditutp dengan kapas yang telah diberi paraffin,
kemudian dimasukkan ke dalam incubator (370C) dan disimpan selama
6-8 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dua kali tiap satu minggu dan
dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri dengan hasil pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Sensitive
apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh, dan yang mengandung obat tidak tumbuh.
b. Resisten
apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh dan yang mengandung obat juga tumbuh.
c. Ragu-ragu
apabila pada LJ tanpa obat tidak tumbuh sedang lainnya bisa tumbuh atau tidak,
maka harus di ulang.
F.
Teknik
pengumpulan dan pengolahan data
Data dikumpulkan
dengan mencatat sensitivitas dari sediaan kombinasi ekstrak kembang sepatu dan
buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis. Data dicatat dua kali tiap minggu. Data dicatat
pada hari ke 7, 10, 14 dan 21.
G.
Cara
analisa data
Hasil pengukuran
dengan uji sensitivitas secara tidak langsung pada media absolute dari kelima
kelompok perlakuan, selanjutnya ditabulasi dalam table. Untuk mengetahui
kenormalan distribusi data dan homogenitas data, dilakukan uji statistic dengan
uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji
homogenitas varians Levene’s test.
Berdasarkan data yang di dapat tersebut maka uji statistic yang tepat digunakan
adalah uji statistic nonparametric. Uji statistic yang dipilih aadalah
Wilcoxon-Mann-Whitney.
H.
Tempat
dan waktu penelitian
1.
Tempat
penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
2.
Waktu
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2015
sampai pada tanggal 5 Maret 2015
DAFTAR
PUSTAKA
Pudjarwoto, T, Cyrus H. Simanjuntak. Nur Indah
P.Daya Antimikroba Obat Traditional Diare terhadap Beberapa jenis Bakteri .
Cermin Dunia Kedokteran edisi 76 (KULIT II) 1992 : 41-44.
Setiabudy. Pengantar Antimikroba dalam Farmakologi
dan terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. 579-581. 2001.
Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology Sixt
Edition. New Jersey: Prentice Hall
International Inc. 755-756, 1998.
Ghantina. S. Elin Y.S. Tintin G. Uji Aktivitas
Ekstrak Beberapa Tumbuhan terhadap
Myccobacterium teburcolosis yang Sensitif dan Resisten terhadap Obat
Antituberkulosis. SF ITB 2004; (online). (www.bahan-alam.fa.itb.ac.id
diakses tanggal 5 November 2010).
Hirazumi A. Furuzawa E Et al 1994. Anticancer
activity of morinda cittrifolia (noni) intraperitoneally Lewis Lung Carcinoma
in syngeneic mice. Proc west pharmacol soc.37 : 145
Waha. Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia L).
MSF Group. Jakarta,2001
Terimakasih kak sudah berbagi ilmu dan sekaligus contoh proposal penelitian, semoga juga bermanfaat untuk yang lainnya.
BalasHapus