Sabtu, 27 Desember 2014

Contoh Proposal Penelitian



UJI EFEKTIFITAS DAYA HAMBAT SEDIAAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus Rosa Sinensis) DAN BUAH MENGKUDU (Miranda Citrifolia L) TERHADAP Mychobacterium Tuberculosis H37Rv in Vitro
Usulan Penelitian



Diajukan guna menyusun Karya Tulis Ilmiah
untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Analis Kesehatan
Stikes Mega Rezky Makassar

Diajukan oleh
Muslimah. S
12 3145 453 104

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
DESEMBER 2014





DAFTAR ISI
  Halaman
HALAMAN JUDUL ………………..……………………  i
DAFTAR ISI ……………………………………………..   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah …………………….…….  1
B.     Rumusan Masalah ………………………………...   3
C.     Tujuan Penelitian ………………………………….  3
D.    Manfaat Penelitian ………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tuberculosis ……………………………………….  5
1.      Etiologi ……………………………………  5
2.      Pathogenesis ………………………………. 5
3.      Tata Laksana ………………………………. 6
4.      Resistensi Obat ……………………………. 7
B.     Obat tradisional yang berkhasiat antituberkulosis…  7
1.      Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)..   7
2.      Mengkudu (Miranda Citrifolia L)………….  8
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.    Landasan Teori…………………………………….. 11
B.     Hipotesis …………………………………………... 14
BAB IV METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian ……………………………… 15
B.     Bahan dan Alat Penelitian ………………………….            15
C.     Variable Penelitian ………………………………… 16
D.    Defenisi Operasional ………………………………  17
E.     Prosedur Penelitian ………………………………..  18
F.      Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data ……… 20
G.    Cara Analisis Data ………………………………… 20
H.    Tempat Dan Waktu Penelitian …………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………….…. 22







 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai Negara tropis memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah termasuk diantaranya tanaman obat. Lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau sebagai tanaman obat. Keuntungan penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya murah (1).
Seiring dengan perkembangan jenis penyakit, maka semakin banyak pula penggunaan tanaman obat. Diantaranya tanaman obat yang sering digunakan terutama untuk mengatasi infeksi saluran pernafasan, yaitu kembang sepatu dan mengkudu. Ekstrak buah mengkudu menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa, M. pyogenes, dan E. coli. Hasil penelitian I Made Wardana (2010) menunjukkan kembang sepatu bersifat menghambat bakteri E. Coli dan Staphylococcus Aureus. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab utama penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), jenis bakteri lain yang dapat menimbulkan keluhan ISPA adalah bakteri Mychobacterium Tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit tuberculosis.(9, 16)
Penyakit tuberculosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling penting di dunia. Bahkan menurut data WHO hingga tahun 2010, sepertiga dari penduduk dunia terinfeksi bakteri Mychobacterium Tuberculosis. Indonesia adalah Negara dengan kasus TB terbesar di asia tenggara, dan menduduki posisi ke-3 di dunia setelah india dan china (Reichman 1996). Dari data WHO (2006), di Kalimantan selatan sendiri angka penemuan kasus bar uterus meningkat dari tahun ke tahun, yakni 38% tahun 2004 menjadi 46% tahun 2005 lalu menjadi 52% tahun 2006.(7, 12)
Peningkatan jumlah penderita TB baik penderita baru atau penderita relaps adalah karena faktor resistensi obat atau Multi Drag Resisten (MDR). Telah dilakukan upaya untuk mengurangi masalah resistensi obat tersebut yaitu dengan pengunaan kombinasi obat.(7)
Salah satu cara uji laboratorium untuk mengetahui uji aktivitas suatu tanaman obat terhadap bakteri Mychobacterium Tuberculosis adalah dengan menggunakan uji dilusi atau dengan uji difusi. Belum ada laporan penelitian yang menjelaskan efek kombinasi dari tanaman obat mengkudu dan kembang sepatu terhadap pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis. Disamping itu juga belum diketahui apakah kombinasi dapat menigkatkan aktivitas obat atau menurunkan angka resistensi. Dalam upaya untuk mengetahui hasil tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas kombinasi sediaan ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu terhadap Mychobacterium Tuberculosis secara in vitro. Bakteri uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian yaitu :
1.      Apakah terdapat perbedaan aktivitas bentuk sediaan tunggal dan kombinasi ekstrak buah mengkudu dan kembang sepatu terhadap Mychobacterium Tuberculosis.
2.      Konsentrasi optimim kombinasi sediaan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu yang mampu menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis secara in vitro.
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan ekstrak buah mengkudu (Miranda Citrifolia Linn) terhadap Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah mengkudu yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium Tuberculosis secara sinergis.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memberikan informasi dan gagasan ilmiah mengenai konsentrasi sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium Tuberculosis. Diharapkan juga penelitian ini lebih lanjut dapat dikembangkan menjadi dasar pembuatan sediaan obat fitofarmaka.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tuberkulosis
1.      Etiologi
Tuberculosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mychobacterium Tuberculosis yang merupakan bakteri berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 - 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. pada perbenihan berbentuk kokoid dan filament. Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan Zeihl-Neelsen atau Tan Thian Hok berwarna merah dengan latar biru. Pada pewarnaan fluorochrom bakteri ini berfluoresensi dengan warna kuning orange. (11,12)
Bakteri ini tumbuh secara obligat. Bakteri ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 atau 3 minggu, suhu optimim 370 C. medium biakn yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein Jensen. pH optimum 6,4-7,0. Bakteri ini tidak tahan panas, akan mati pada suhu 600 C selama 15-20 menit. Dalam sputum dapat bertahan 8-10 hari, tahan terhadap berbagai zat kimia dan desinfektan.(5)
2.      Pathogenesis
Daya tahan bakteri ini lebih besar bila dibandingkan dengan bakteri lainnya karena sifat hidrofobik permukaan sel. Mychobacterium Tuberculosis dibedakan dari sebagian besar bakteri lainnya karena bersifat pathogen dan dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan manusia. Penyusun utama dinding sel Mychobacterium Tuberculosis adalah asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord faktor, dan mycobacterial sulfolipids yang berperan dalam virulensi.(11)
Struktur dinding sel yang kompleks inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol, dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis seperti asam dan alkali. Selain itu, asam mikolat tidak dapat dijumpai pada bakteri dan hanya dijumpai pada dinding sel Mychobacterium dan corynebacterium.(6)
3.      Tatalaksana
Pengobatan tuberculosis adalah dengan OAT (obat anti tuberkulosis) dengan strategis DOTS (Directly Observe Treatment Course) yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan. Jenis obat ini pertama yang digunakan adalah Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomizin, Etambutol. Sedangkan obat tanaman atau lini kedua yaitu Kanamisin, Amiksin, Kuinolon.(12)
4.      Resistensi Obat
Drug resistant tuberculosis adalah suatu kasus bacilli tuberculosis resisten terhadap satu atau lebih obat anti tubercular. Resisten obat berkembang disebabkan infeksi terhadap strain resisten, atau akibat pengobatan yang tidak cukup, seperti pasien diberikandengan obat tunggal.(7)
B.     Obat Tradisional yang Berkhasiat Antituberkulosis
1.      Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)
Kembang Sepatu merupakan tanaman perdu yang memiliki akar tunggang dan berwarna coklat muda. Batangnya tegak, tinggi ± 3 m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Daunnya tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunganya tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Bijinya pipih, putih.
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
Daun H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Daun Hibiscus rosasinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daun H. rosasinensis digunakan sebagai penambah vitalitas pria (aprodisiaka). 
Dada et al., 2007, membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan efek anabolik dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis, epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak  etanolik bunga tanaman ini juga dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula darah.
2.      Mengkudu (Miranda Citrifolia Linn
Mengkudu atau Morinda Citrifolia L merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di pantai di seluruh nusantara. Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan.
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, β-karoten, 1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa. Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti, morindon, rubiadin, dan flavonoid.
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan eczema.
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit. Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah mengkudu yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50 = 46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 µg/ml, sedangkan fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 µg/ml.








BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.    Landasan Teori
Daun, bunga, dan akar Hibiscus Rosa Sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. bahan aktif yang terdapat dalam mengkudu antara lain scopoletin, asam octanoat, terpenoid, alkaloid, anthraquinon, b-sitisterol, karoten, flavonoid, asam linoleat, alizarin, acubin, L-asperulosida, asam kaproat, asam kaprilit, asam ursolat, rutin, proxeronin.
Hasil penelitian Ghantina (2004) menyatakan bahwa kembang sepatu terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi 1000 µg/mL mampu menunjukkan eradikasi mikroba  Mychobacterium Tuberculosis yang sensitive (H37Rv).
Waha (2001) mengemukakan bahwa salah satu tanaman yang diketahui bersifat antibakteri adalah tanaman pace atau mengkudu (Morinda Citrifolia Linn). Beberapa macam kandungan senyawa yang di laporkan berfungsi sebagai zat antibakteri  adalah acubin, alizarin, dan antraquinon. Senyawa ini dilaporkan dapat menekan pertumbuhan bakteri Pseudomonas Aeruginosa, Proteus Morganii, Staphylococcus Aureus, Bacillus Subtilis, Escherichia Coli.
Menurut sekander (2010), Morinda Citrifolia merupakan tanaman obat tradisional yang diketahui memiliki banyak bahan aktif yang bersifat antibakteri. Proses pemisahan dan proses purifikasi lebih lanjut dari lapisan yang mentah menunjukkan peningkatan bioaktivitas dibandingkan tanda perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa beberapa komponen dalam lapisan yang mentah itu bercampur satu sama lain dalam hal efeknya. Saat terpisah satu sama lain lewat metode kromatografi, efek penghambatan yang satu dan yang lain akan berkurang secara signifikan.
Daya antibakteri sari buah mengkudu diduga juga berkaitan dengan adanya antrakuinon yang merupakan senyawa alkaloid. Mekanisme antrakuinon pada buah mengkudu (Morinda Citrifolia L) diduga mengganggu komponen penyusun peptidogligan pada dinding sel bakteri. Gangguan pada sintesis lapisan dinding sel mengakibatkan dinding sel tidak terbentuk secara utuh sehingga bakteri segera kehilangan kemampuan membentuk koloni dan diikuti dengan kematian sel.
Menurut Katzung (1998), jika suatu obat diberikan bersama-sama obat lain yang memiliki kandungan dan sifat yang sama akan menghasilkan interaksi yang dapat saling memperkuat. Penggunaan kombinasi antibiotic diduga dapat menghasilkan efek yang lebih besar, yang disebut efek sinergis. Efek ini dapat di capai bila komponen dan kandungan zat aktif dalam obat mempunyai persamaan.
Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)

Mengkudu (Miranda Citrifolia L)
Zat aktif : flavonoida, saponin, polifenol, tannin, skopoletin

Zat aktif : scopoletin, asam octanoat, terpenoid, alkaloid, anthraquinon, b-sitisterol, karoten, flavonoid, asam linoleat, alizarin, acubin, L-asperulosida, asam kaproat, asam kaprilit, asam ursolat, rutin, proxeronin

Sediaan Kombinasi
Mengganggu sintesis dinding bakteri
Mengganggu proses fungsional bakteri
Kematian bakteri Mychobacterium Tuberculosis

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Landasan Teori
B.     Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
1.      Sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu mempunyai aktivitas daya hambat yang lebih besar dibandingkan control dalam menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis.
2.      Konsentrasi optimum kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu >100 µg/mL dan buah mengkudu >10 µg/mL dapat menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.









BAB IV
METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang terdiri atas 1 perlakuan, dengan 16 kali pengulangan.
B.     Bahan dan alat penelitian
1.      Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kultur Mychobacterium Tuberculosis H37Rv yang dibiakkan oleh instalasi Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, bunga kembang sepatu, buah mengkudu, etanol 96%, aquadest steril, rifampicin, isoniazid, media Lowenstein-Jenseen, larutan standar Mac-Farland I, BHI, dan DMSO.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Analityc Balance “ohaus”, gelas ukur, cawan petri, panci infuse, mikropipet, ose steril, alat pengaduk, tabung reaksi pirex, gelas beker, mikropipet 50 µl, lampu Bunsen, incubator, autoclave, meja kerja laminary flow, scalpel, pinset, kain flannel.



C.    Variable penelitian
1.      Variable Bebas
Variable bebas pada penelitian ini adalah sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan konsentrasi kembang sepatu 100 µg/mL dan buah mengkudu 10 µg/mL.
2.      Variable terikat
Variable terikat pada penelitian ini adalah tingkat kekeruhan dan pertumbuhan M. tuberculosis yang diberikan sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan pembacaan visual pada tabung reaksi.
3.      Variable pengganggu
a.       Sterilitas alat dan bahan penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh, dan dapat menyebabkan kontaminasi dari bakteri yang dibiakkan. Hal itu dapat dikendalikan dengan melakukan sterilisasi menggunakan autoclave, atau sterilisasi kering dengan oven
b.      Suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi biakan bakteri yang ditumbuhkan, dapat dikendalikan dengan cara memasukkan media pertumbuhan bakteri kedalam incubator pada suhu 370 C saat pembiakan selama 24 jam
c.       Kontaminasi dari bakteri lain dan jamur dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, untuk mengendalikan hal tersebut maka peneliti dapat bekerja di dekat api bunsen atau dikerjakan pada meja laminary flow
d.      Pemilihan kembang sepatu dan buah mengkudu dapat mempengaruhi pembuatan sediaan sehingga dipilihlah kembang sepatu dan buah mengkudu yang segar untuk kemudian langsung diolah
e.       Ketelitian dalam penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian. Keahlian dan keterampilan diperlukan agar hasil yang diperoleh akurat, dalam hal ini peneliti memperoleh bimbingan dan pengawasan dari pembimbing.
D.    Defenisi operasional
1.      Konsentrasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu adalah sediaan ekstrak yang dibuat dengan simplisia bunga dan buah dengan pelarut etanol 96% yang dinyatakan dalam persen.
2.      Konsentrasi optimum adalah konsentrasi minimum ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis.
3.      Efek daya hambat adalah kemampuan ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah mengkudu menghambat pertumbuhan M. tuberculosis dengan tidak adanya pertumbuhan kuman pada media biakan yang tampak keruh secara visual.
E.     Prosedur penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap persiapan dan tahap penelitian. Tahap persiapan terdiri dari pembuatan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu, kemudian dilakukan juga persiapan bahan yaitu membiakkan M. tuberculosis untuk di inokulasi. Tahap penelitian yaitu uji daya hambat terhadap M. tuberculosis.
1.      Pembuatan Ekstrak Bunga Kembang Sepatu dan Buah Mengkudu
Bunga kembang sepatu dan buah mengkudu dipotong-potong kemudian dikeringkan. Selanjutnya ditimbang hingga konstan menggunakan neraca digital dan dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam. Setelah 24 jam, hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan corong gelas, kemudian filtrate (maserat) I yang dihasilkan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 500 C, sehingga dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol tersebut kemudian dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta. Ampas serbuk dimaserasi kembali seperti cara diatas sebanyak tiga kali ulangan sehingga diperoleh filtrate II dan filtrate III, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta.
2.      Pembuatan sediaan kombinasi
Ekstrak kembang sepatu 100 µg/mL dicampurkan dengan ekstrak  buah mengkudu 10 µg/mL.
3.      Pembiakan M. tuberculosis
Isolat M. tuberculosis didapatkan dari instalasi mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. M. tuberculosis dibiakkan dan ditanam pada media Lowenstein-Jensen (LJ) sehingga didapatkan suspense M. tuberculosis yang disesuaikan dengan standar Mc Farland 1.0 (suspense dengan pepadatan kuman 3×108 CFU/mL)
4.      Uji sensitivitas menggunakan metode tidak langsung pada media absolute (soemarno 1987)
Hasil pertumbuhan kuman pada media cair LJ diambil dengan bantuan ose dan ditambahkan kedalam 0,5 ml LJ cair, selanjutnya di inkubasi selama 6-8 minggu. Hasil inkubasi pada suspense tersebut ditambahkan aquadest steril sampai terdapat kekeruhan sesuai standar Mc Farland I atau konsentrasi kuman 108 CFU/ml (CFU = Colony Forming Unit) kemudian dengan bantuan lidi kapas steril dicelupkan kedalam suspense kuman tersebut dan dilakukan penanaman pada media LJ yang terdiri (1) tanpa obat/control satu tabung, (2) mengandung kombinasi obat INH 1µl/mL, RMP 40 µl/mL satu tabung, (3) mengandung kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu 100 µl/mL dan buah mengkudu 10 µl/mL satu tabung. Masing-masing tabung tersebut ditutp dengan kapas yang telah diberi paraffin, kemudian dimasukkan ke dalam incubator (370C) dan disimpan selama 6-8 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dua kali tiap satu minggu dan dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a.       Sensitive apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh, dan yang mengandung obat tidak tumbuh.
b.      Resisten apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh dan yang mengandung obat juga tumbuh.
c.       Ragu-ragu apabila pada LJ tanpa obat tidak tumbuh sedang lainnya bisa tumbuh atau tidak, maka harus di ulang.
F.     Teknik pengumpulan dan pengolahan data
Data dikumpulkan dengan mencatat sensitivitas dari sediaan kombinasi ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis. Data dicatat dua kali tiap minggu. Data dicatat pada hari ke 7, 10, 14 dan 21.
G.    Cara analisa data
Hasil pengukuran dengan uji sensitivitas secara tidak langsung pada media absolute dari kelima kelompok perlakuan, selanjutnya ditabulasi dalam table. Untuk mengetahui kenormalan distribusi data dan homogenitas data, dilakukan uji statistic dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas varians Levene’s test. Berdasarkan data yang di dapat tersebut maka uji statistic yang tepat digunakan adalah uji statistic nonparametric. Uji statistic yang dipilih aadalah Wilcoxon-Mann-Whitney.
H.    Tempat dan waktu penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada  tanggal 5 Januari 2015 sampai pada tanggal 5 Maret 2015













DAFTAR PUSTAKA
Pudjarwoto, T, Cyrus H. Simanjuntak. Nur Indah P.Daya Antimikroba Obat Traditional Diare terhadap Beberapa jenis Bakteri . Cermin Dunia Kedokteran edisi 76 (KULIT II) 1992 : 41-44.
Setiabudy. Pengantar Antimikroba dalam Farmakologi dan terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. 579-581. 2001.
Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology Sixt Edition. New  Jersey: Prentice Hall International Inc. 755-756, 1998.
Ghantina. S. Elin Y.S. Tintin G. Uji Aktivitas Ekstrak Beberapa  Tumbuhan terhadap Myccobacterium teburcolosis yang Sensitif dan Resisten terhadap Obat Antituberkulosis. SF ITB 2004; (online). (www.bahan-alam.fa.itb.ac.id diakses tanggal 5 November 2010).
Hirazumi A. Furuzawa E Et al 1994. Anticancer activity of morinda cittrifolia (noni) intraperitoneally Lewis Lung Carcinoma in syngeneic mice. Proc west pharmacol soc.37 : 145
Waha. Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia L). MSF Group. Jakarta,2001





  




1 komentar:

  1. Terimakasih kak sudah berbagi ilmu dan sekaligus contoh proposal penelitian, semoga juga bermanfaat untuk yang lainnya.

    BalasHapus